InfoBeken.com, JAKARTA, – Perbasi jatuhkan sanksi 2 tahun kepada siswa RCS dari SMP Cibinong karena pukul lawan dalam Kompetisi Bola Basket antar sekolah di Bogor. Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono menegaskan tidak mentolerir kekerasan dan bullying di olahraga basket.
Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (DPP Perbasi) menjatuhkan sanksi lebih berat kepada siswa SMP di Cibinong karena terbukti melakukan pemukulan dan kekerasan kepada pemain lawan dalam pertandingan kompetisi antar sekolah di Kota Bogor.
Sanksi tersebut berupa larangan bertanding selama 2 tahun di seluruh wilayah Indonesia kepada RCS pelaku kekerasan fisik dalam kompetisi bola basket tingkat SMP di Bogor.
“Setelah melakukan investigasi mendalam terhadap seluruh rangkaian peristiwa, kami memutuskan untuk memberikan sanksi kepada RCS, siswa SMP Mardi Waluyo Cibinong, berupa larangan bertanding selama dua tahun di seluruh kompetisi basket nasional,” kata Ketua Umum Perbasi, Budisatrio Djiwandono, di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/2/2025).
Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono jatuhkan sanksi 2 tahun kepada siswa RCS dari SMP Cibinong karena pukul lawan dalam Kompetisi Bola Basket antar sekolah di Bogor.
Insiden pemukulan yang melibatkan seorang pemain SMP Cibinong kepada siswa SMP Bogor dalam kompetisi basket antar sekolah di Kota Bogor tersebut menjadi sorotan publik setelah video kejadian beredar di media sosial.
Dalam rekaman tersebut, tampak pemain SMP Cibinong berinisial RCS melakukan tindakan kekerasan terhadap lawannya AM, mulai dari menyikut, menjegal hingga menjatuhkan, bahkan memukul kepala lawan.
RCS, yang diketahui masih berusia 14 tahun dan duduk di kelas delapan, terlibat dalam insiden tersebut saat berlaga di ajang SDH Basketball Cup 2025 di Bogor.
Menurut Budi, hasil penyelidikan mengungkapkan wasit dan pengawas pertandingan telah bertindak sesuai prosedur dengan memberikan sanksi saat pertandingan berlangsung, yang berujung pada dikeluarkannya RCS dari lapangan. Namun, momen pemberian sanksi tersebut tidak terekam kamera.
Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono menegaskan tidak mentolerir kekerasan dan bullying di olahraga basket.
Perbasi menilai ofisial pertandingan dalam kompetisi basket di Bogor itu sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Setelah RCS dikeluarkan, pertandingan kembali berlangsung dengan lancar.
Budi menegaskan sanksi ini bertujuan untuk membina karakter pemain muda agar mengedepankan sportivitas dalam berolahraga.
“Kami harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak. Semoga RCS dapat mengambil hikmah dari insiden ini. Tidak ada tempat untuk kekerasan dalam olahraga basket. Jika ingin bertarung secara fisik, ada cabang lain seperti MMA,” tegasnya.
Badan Legal, Etik Dan Disiplin DPP Perbasi Fritz Edward Siregar mengungkapkan hukuman yang diberikan lebih berat dari rekomendasi Perbasi Kota Bogor yaitu 1 tahun.
Budisatrio juga menambahkan Perbasi berkomitmen menciptakan kompetisi yang aman bagi seluruh pelaku bola basket, baik pemain, wasit, maupun suporter.
Menurut Budi, insiden di kompetisi basket di Bogor tersebut menjadi pelajaran berharga dan momentum bagi Perbasi untuk meningkatkan pengelolaan pertandingan bola basket di Indonesia.
No Comments