Infobeken.com, Jakarta – Dunia musik Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar tertangkapnya musisi legendaris Fariz RM dalam kasus narkoba. Ini bukan pertama kalinya pelantun lagu Sakura itu berurusan dengan hukum terkait penyalahgunaan zat terlarang. Sebelumnya, ia pernah tersandung kasus serupa pada 2007, 2015, dan 2018.
Permata Warokka, pimpinan tim manajemen Fariz RM, mengungkapkan bahwa pihaknya sebenarnya sudah mencurigai kebiasaan buruk sang musisi sejak akhir 2022.
“Oh, saya tahu sejak tahun 2022. Saya rasa teman-teman sesama musisi juga sudah tahu. Sudah saya prediksi sejak tahun lalu dan saya sudah sampaikan ke Bung Thomy Aska Tahitu (manajer Fariz RM),” ungkap Permata.
Indikasi Relapse dan Perilaku Aneh
Menurut Permata, selama dua tahun pertama pasca-rehabilitasi, Fariz RM mendapat pendampingan ketat, bahkan sempat berada dalam pengawasan langsung di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). Namun, sejak 2022 hingga 2024, perilakunya mulai berubah.
“Kami mulai curiga karena dia sering berbohong, mengeluh tidak punya uang, meminjam uang, mengalami halusinasi, dan menunjukkan tanda-tanda relapse yang diidentifikasi oleh konselor,” ungkap Permata.
Salah satu kebiasaan aneh yang semakin menguatkan dugaan adalah penggunaan dupa di apartemennya untuk menyamarkan bau ganja. Selain itu, insiden yang tak kalah mencengangkan adalah meledaknya kloset di apartemennya, diduga akibat pembuangan bahan kimia terlarang.
“Semua bukti ada, dan memang di luar nalar. Masa iya kloset bisa meledak begitu saja? Bahkan dia sempat mengaku bahwa penghuni unit atas adalah seorang teroris yang sedang merakit bom,” lanjut Permata.
Manajemen Putus Kontrak, Peringatan Keluarga Diabaikan
Karena kondisi yang semakin tak terkendali, manajemen akhirnya memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Fariz RM. Bahkan, kakak kandungnya sempat memperingatkan agar ia segera masuk rehabilitasi sebelum terlambat. Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan dan justru dianggap sebagai fitnah.
Permata menduga bahwa pergaulan dengan lingkungan lama yang negatif membuat situasi semakin sulit dikendalikan.
“Kebiasaannya muncul kembali setelah bertemu dengan circle lama. Itu yang membuatnya makin sulit keluar dari jerat narkoba,” katanya.
Salah satu insiden yang semakin memperkuat dugaan ini terjadi saat Fariz RM tampil bersama Diskoria di Cork & Screw, Senayan. Dalam acara tersebut, ia membawakan lagu Menari hingga empat kali berturut-turut dan akhirnya harus dibopong ke mobil sambil menggunakan alat oksigen.
“Setelah manggung, dia bahkan harus ditopang dan memakai alat oksigen di dalam mobil. Sopirnya, Denny alias ADK, yang kini juga menjadi tersangka, menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres,” tambah Permata.
Harapan Manajemen: Hukum Harus Ditegakkan
Kini, Fariz RM harus menghadapi proses hukum di Polres Jakarta Selatan. Permata berharap agar kasus ini bisa memberi efek jera karena menurutnya, rehabilitasi saja tidak cukup untuk menghentikan kebiasaan buruk ini.
“Saya berharap pihak kepolisian memprosesnya sesuai hukum yang berlaku. Karena, menurut saya, rehabilitasi bagi Fariz RM selama ini tidak membuatnya jera,” tutupnya.
Kasus ini kembali menjadi pengingat bahwa narkoba masih menjadi ancaman serius di dunia hiburan. Apakah kali ini Fariz RM benar-benar bisa berubah? Publik pun menanti kelanjutan kasus ini. (Np)
No Comments